Assassin’s Creed Shadows telah menjadi pusat perhatian sejak perilisannya yang memukau pada Maret 2025. Dengan setting Jepang Feodal dan dua tokoh utama, Naoe si shinobi dan Yasuke si samurai, game ini menghadirkan pengalaman bermain yang sangat berbeda dibandingkan seri sebelumnya.
Kombinasi grafis yang luar biasa dari Anvil Engine baru, cuaca dinamis, serta perubahan musim yang memengaruhi gameplay membuat banyak orang penasaran. Namun, apakah semua inovasi ini berhasil menjadikannya lebih baik dibandingkan pendahulunya seperti Valhalla atau Odyssey? Dengan skor kritikus di angka 81, Shadows telah mengundang beragam opini, baik dari fans maupun kritikus industri.
Blog ini akan membahas bagaimana game ini berdiri di antara pendahulunya, apa saja hal yang disukai, serta elemen yang memicu kritik. Mari kita lihat lebih jauh apa yang membuat Shadows begitu menarik sekaligus kontroversial.
Grafis dan Visual
Assassin’s Creed Shadows telah menetapkan standar baru dalam hal visual, membedakannya dari seri-seri sebelumnya. Dengan memanfaatkan kekuatan konsol generasi terbaru seperti PS5 dan Xbox Series X, serta PC berkemampuan tinggi, game ini berhasil menghadirkan dunia yang hidup dengan tingkat realisme yang memukau. Apa yang membuatnya unik dibandingkan pendahulunya? Mari kita bahas.
Penggunaan Engine Baru
Shadows memanfaatkan versi terbaru dari Anvil Engine, yang sepenuhnya dioptimalkan untuk perangkat keras generasi terkini. Melalui engine ini, Ubisoft berhasil mengimplementasikan teknologi Ray-Traced Global Illumination (RTGI) dan refleksi realistis, memungkinkan pencahayaan yang lebih alami serta bayangan yang detail.
Anda bisa menyaksikan pantulan sinar matahari pada genangan air atau bahkan perubahan bayangan kecil pada daun yang berguguran di musim gugur. Hasilnya? Dunia dalam Shadows terasa jauh lebih mendalam dan imersif. Perubahan besar lainnya adalah pengenalan virtualized geometry system.
Sistem ini mengurangi batasan level of detail (LOD) yang sering terlihat kasar di game-game sebelumnya, seperti Origins atau Valhalla. Dalam Shadows, detil lingkungan seperti ukiran kayu kuil atau tekstur batu kastil terlihat tajam bahkan dari jarak jauh. Tak hanya itu, efek cuaca seperti kabut pagi, hujan ringan, hingga pergantian musim juga mempengaruhi suasana sekaligus gameplay.
Saat musim dingin, misalnya, jejak langkah karakter di salju akan bertahan lebih lama, menciptakan pengalaman visual yang tak terlupakan. Melalui semua ini, penggunaan Anvil Engine terasa seperti lompatan besar dari teknologi yang digunakan di Origins, Odyssey, atau bahkan Valhalla. Tidak hanya menonjol dalam segi estetika, teknologi ini juga mendukung pengalaman yang lebih dinamis bagi pemain.
Perbedaan Elemen Visual
Salah satu kekuatan Shadows adalah kemampuannya menghadirkan lokasi ikonik yang dihidupkan melalui visual yang hampir fotorealistik. Contohnya, pedesaan Jepang Feodal dengan sawah menguning, pohon sakura yang bermekaran, serta kuil Shinto yang megah tampak seperti lukisan hidup.
Ubisoft benar-benar memanfaatkan budaya dan lanskap tradisional Jepang untuk menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Namun, inovasi ini tidak hanya berhenti pada lingkungan alam. Desain karakter dan kostum juga mengalami peningkatan besar.
Dari baju zirah Yasuke yang mencerminkan statusnya sebagai samurai royal hingga pakaian stealth Naoe yang dirancang untuk kamuflase malam hari, setiap detail terasa dipikirkan matang. Bandingkan dengan Valhalla, yang meskipun memiliki lanskap luas, sering dianggap kurang bervariasi dalam tekstur dan elemen visualnya.
Beberapa peningkatan visual yang menonjol di Shadows meliputi:
- Tekstur Material: Permukaan kayu, kain, dan logam terlihat lebih alami dengan pencahayaan dinamis.
- Sistem Bayangan: Bayangan realistis yang bergerak sesuai dengan posisi matahari atau sumber cahaya lain.
- Animasi Karakter: Pergerakan di Shadows, baik saat bertempur atau hanya berjalan, tampak lebih halus dibandingkan dengan Odyssey.
- Lingkungan Dinamis: Daun pohon sakura yang berguguran saat angin bertiup kecil adalah salah satu contoh perhatian Ubisoft terhadap detail.
Pengalaman visual ini memberikan dunia dalam Shadows kesan yang lebih personal dan emosional. Apakah Anda sedang menavigasi jalan setapak di bawah bulan purnama atau melintasi ladang saat hujan musim panas, setiap langkah terasa bernyawa.
Shadows benar-benar membawa Assassin’s Creed ke level baru dengan grafis yang hampir sempurna. Dibandingkan dengan Odyssey atau Valhalla, perubahan ini terlihat jelas dan memberikan pengalaman visual yang jauh lebih kaya.
Gameplay dan Mekanisme
Dalam Assassin’s Creed Shadows, Ubisoft menghadirkan sejumlah perubahan berarti dalam gameplay yang membuatnya lebih segar dibandingkan seri sebelumnya, termasuk Mirage. Game ini memiliki dua tokoh protagonis utama yaitu Yasuke dan Naoe.
Sehingga memberikan variasi dalam gaya bermain yang tak hanya sebatas perbedaan karakter, tetapi juga menyentuh aspek pertempuran, eksplorasi, dan mekanisme kontrol. Detail berikut membahas lebih jauh tentang sistem pertempuran yang telah ditingkatkan, serta bagaimana eksplorasi menjadi lebih terfokus dan memikat.
Sistem Pertempuran yang Ditingkatkan
Sistem pertempuran di Shadows menjadi salah satu poin paling menonjol, menawarkan fluiditas yang lebih baik dengan fokus pada realisme gerakan dan variasi serangan. Dibandingkan dengan Mirage, pertempuran di Shadows terasa lebih mengalir dan strategis, dengan mekanisme kontrol yang dirancang ulang agar lebih responsif dan intuitif.
- Dua Gaya Bertempur Unik: Yasuke membawa gaya bertarung brutal, menggunakan katana panjang dan senjata berat seperti kanabo yang cocok untuk pertempuran jarak dekat, sedangkan Naoe lebih mengandalkan kecepatan dan kelincahan melalui kusarigama dan serangan presisi dengan bilah tersembunyi.
- Kombo Postur dan Serangan: Mekanisme baru memungkinkan pemain memanfaatkan kombinasi serangan ringan, berat, dan postur untuk menyerang serta menghindari serangan lawan. Sistem ini hampir menyerupai aksi koreografi seni bela diri, menghasilkan gaya bertarung yang mendalam dan dinamis.
- Pertahanan yang Lebih Kompleks: Parry dan deflect dimaksimalkan untuk setiap karakter. Yasuke, misalnya, dapat menggunakan momentum untuk menghancurkan pertahanan lawan, sedangkan Naoe dapat menghindar dengan akurasi tinggi, memanfaatkan momen untuk mengalahkan musuh secara stealth.
- Efek Cuaca Pada Pertempuran: Pergantian musim memengaruhi strategi bertempur—salju yang licin di musim dingin atau kabut tebal yang membatasi pandangan di musim gugur memberikan tantangan tambahan.
Perbandingan dengan Mirage menjadi jelas di sini. Walaupun Mirage mengutamakan pengalaman stealth yang lebih klasik, Shadows memberikan kebebasan kepada pemain untuk bereksperimen dengan gaya bertarung yang lebih fleksibel.
Misi dan Eksplorasi
Eksplorasi di Shadows memberikan dimensi baru dalam navigasi dunia terbuka yang luas. Ubisoft telah mengintegrasikan berbagai elemen yang memperkaya pengalaman pemain dalam menjelajahi Jepang feodal.
- Variasi Misi yang Lebih Beragam: Tidak lagi hanya terbatas pada kontrak pembunuhan, Shadows menghadirkan misi yang mencakup infiltrasi kastil, pertempuran samurai, hingga misi stealth yang penuh teka-teki. Selain itu, opsi dialog dalam Non-Canon Mode memungkinkan pemain mengubah jalan cerita berdasarkan pilihan mereka.
- Fitur Pathfinder dan Kakurega: Shadows memperkenalkan alat bernama Pathfinder, yang membantu pemain mengidentifikasi rute alternatif tanpa menampilkan petunjuk berlebihan di layar, menjaga imersi dalam game. Selain itu, pemain juga dapat menggunakan kakurega—rumah persembunyian untuk meregenerasi item, melakukan perjalanan cepat, atau bahkan mempekerjakan pendukung seperti pramuka untuk membantu kemajuan misi.
- Parkour yang Lebih Realistis: Shadows memperbaiki mekanisme parkour dibandingkan Mirage. Naoe, berkat kelincahannya, dapat mencapai area yang tidak bisa dijangkau Yasuke. Climbing kini lebih menekankan realisme, membutuhkan permukaan dengan pegangan visual yang nyata.
- Lingkungan Interaktif: Dunia di Shadows tak hanya terlihat indah, tetapi juga dapat dijelajahi dengan cara yang lebih alami. Misalnya, pemain dapat menggunakan aliran sungai untuk menyusup secara diam-diam atau mengandalkan dedaunan pohon sebagai kamuflase alami.
Eksplorasi ini jauh lebih hidup dibandingkan sistem yang diterapkan di Mirage. Lingkungan yang dinamis dan penuh detail memberikan pengalaman lebih mendalam, di mana setiap sudut Jepang feodal terasa seperti menyimpan cerita tersendiri.
Gameplay dan mekanisme di Shadows jelas membawa perubahan yang signifikan dengan kombinasi inovasi baru dan penyempurnaan dari seri sebelumnya. Setiap aspek diperhatikan secara mendalam untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih memikat dan otentik untuk para pemain.
Cerita dan Karakterisasi
Assassin’s Creed Shadows menghadirkan kondisi narasi yang unik dengan pendekatan dual-protagonis, Naoe dan Yasuke, yang membedakan dirinya dari seri sebelumnya. Berbeda dengan narasi linier yang sering ditemukan dalam game Assassin’s Creed sebelumnya, Shadows mengedepankan kompleksitas cerita melalui hubungan karakter utama dan dunia di sekitarnya. Mari kita bahas lebih jauh.
Plot dan Narasi: Bandingkan struktur cerita Shadows dengan game-game ikonik dalam seri ini
Narasi Shadows begitu berfokus pada elemen dual-protagonist, memberikan pengalaman unik dengan dua alur cerita yang saling menyatu. Naoe, seorang kunoichi dari Iga, menghadirkan perspektif bayangan penuh stealth, sedangkan Yasuke, seorang samurai hitam pertama, menampilkan kisah kehormatan dan konflik batin. Kombinasi ini menghasilkan suasana cerita yang sarat dengan kompleksitas emosional.
Dibandingkan dengan kisah Ezio dalam trilogi legendarisnya, Shadows membawa nuansa yang lebih gelap dan filosofis, menyerupai pendekatan yang pernah diterapkan pada cerita Connor Kenway di Assassin’s Creed III. Namun, Shadows memperkenalkan plot bercabang di mode Non-Canon, memungkinkan pemain untuk memengaruhi jalannya kisah melalui berbagai pilihan dialog. Ini bukan semata pilihan praktis, tetapi keputusan emosional, seperti memilih untuk menyelamatkan atau mengabaikan seorang mantan sekutu kunci.
Selain itu, di Shadows narasi sering diiringi oleh cuaca dan perubahan musim yang memberikan kedalaman visual pada emosi cerita. Misalnya, sebuah adegan konflik antar klan terlihat lebih dramatis dengan latar hujan badai dan kabut pegunungan. Bandingkan dengan Odyssey atau Valhalla, yang walaupun epik secara skala, sering gagal memberikan pengaruh atmosfer dalam momen cerita utama.
Poin utama yang mendominasi narasi Shadows adalah penekanan pada pertanyaan tentang identitas dan loyalitas. Baik Naoe maupun Yasuke kerap menghadapi dilema moral yang sulit, memberikan dimensi naratif yang lebih kuat dibandingkan pendekatan cerita yang seringkali sederhana dari Origins atau Mirage.
Pengembangan Karakter: Soroti bagaimana karakter utama mengalami transformasi di sepanjang cerita
Salah satu kekuatan terbesar Shadows terletak pada pengembangan karakter Yasuke dan Naoe, yang melalui perjalanan emosional penuh warna. Yasuke, seorang mantan pelayan Portugis yang kemudian menjadi samurai, menggambarkan transisi dari seseorang yang mencari penerimaan menjadi figur pemimpin yang percaya diri. Perjalanan ini mengingatkan pada transformasi Edward Kenway dari Assassin’s Creed IV: Black Flag yang awalnya impulsif menjadi ikon yang tangguh.
Di sisi lain, Naoe menawarkan cerita yang jarang dilihat dalam franchise ini. Sebagai seorang kunoichi muda tapi berpengalaman, ia tidak hanya harus beradaptasi dengan misi-misi yang mematikan, tetapi juga melawan perjuangan internal antara kebebasan pribadinya dengan tugas keluarga serta tuntutan klannya. Progresnya di sepanjang cerita memperlihatkan sisi perempuan yang kuat dan mandiri, menjadikan karakternya relatable namun tetap inspiratif.
Ubisoft juga menyuntikkan dinamika menarik pada interaksi antara Yasuke dan Naoe. Keduanya saling membangun, dari sekadar rekan kerja menjadi sosok yang memahami dan menghormati kekuatan serta kelemahan masing-masing. Interaksi ini mengingatkan pada hubungan mentor-murid seperti yang terlihat antara Bayek dan Aya dalam Origins, tetapi dengan tambahan kedalaman emosional yang membuat pemain merasa terhubung.
Tak hanya itu, sistem pengembangan karakter di Shadows juga unik dengan Mastery Trees yang berbeda untuk setiap protagonis. Pilihan ini mencerminkan gaya bermain pemain, misalnya memperkuat agresi Yasuke dengan jurus-jurus brutal atau membangun mode stealth Naoe dengan perlengkapan yang lebih canggih. Sistem ini membuat transformasi karakter terasa tidak hanya naratif tetapi juga mekanis.
Penerimaan dan Dampak Global
Assassin’s Creed Shadows membawa dampak besar dalam dunia gaming sejak perilisannya pada Maret 2025. Dengan latar Jepang feodal yang memukau, game ini menarik perhatian para gamer dan kritikus. Namun, penerimaan terhadap game ini tidak sepenuhnya satu suara, baik dari aspek Metascore hingga penjualan yang memecahkan rekor. Berikut pembahasan lebih rinci.
Review Positif dan Negatif
Assassin’s Creed Shadows mendapatkan skor Metascore 81, menjadikannya salah satu game dengan penerimaan baik di seri ini. Berbagai review menunjukkan campuran opini dari kritikus dan penggemar:
Aspek Positif:
- Banyak pujian mengarah pada visual game yang memanfaatkan teknologi Ray-Traced Global Illumination (RTGI), menghadirkan pencahayaan dan detail lingkungan yang memukau.
- Dua protagonis utama, Naoe dan Yasuke, menghadirkan gameplay yang bervariasi dan menawarkan sudut pandang untuk gaya bermain yang berbeda.
- Penggambaran Feodal Jepang dinilai sangat detail, lengkap dengan aspek budaya yang akurat, dari arsitektur hingga musik latar.
- Komponen misi yang lebih dalam serta kompleksitas cerita yang emosional berhasil menarik banyak pemain.
Poin Kritik:
- Kritik muncul terhadap struktur misi yang dianggap repetitif. Banyak pemain merasa beberapa misi tak jauh berbeda dari seri Assassin’s Creed sebelumnya.
- Narasi dianggap memiliki pacing yang kurang konsisten, terutama di tengah permainan.
- Ada keluhan terkait sistem microtransactions, meskipun bukan hal baru di game Ubisoft.
- Masalah teknis seperti bug ringan dan crash pada rilis awal juga sempat banyak disebut, khususnya di versi PC.
Sebagian penggemar di Reddit menyebut Shadows sebagai “pengalaman RPG yang kaya visual tapi kurang tajam pada mekanisme inti.” Kendati demikian, banyak yang setuju bahwa Shadows adalah tambahan solid untuk seri ini, terutama untuk para pemain yang menginginkan eksplorasi dunia terbuka dengan latar Jepang.
Angka Penjualan dan Rekor Baru
Dalam waktu seminggu sejak perilisan, Assassin’s Creed Shadows berhasil mendapatkan respons pasar yang sangat positif, membuktikan kekuatan franchise ini meskipun menghadapi berbagai kritik.
Data Penjualan yang Mengesankan:
- Dengan lebih dari 3 juta pemain di minggu pertama, Shadows menjadi salah satu game dengan debut terkuat di seri ini, mengalahkan Origins dan Odyssey dalam performa peluncuran tetapi masih di belakang Valhalla dari sisi pendapatan.
- Di Steam, Shadows memecahkan rekor sebagai game Assassin’s Creed dengan jumlah pemain bersamaan tertinggi, mencapai 64.825 pemain, melampaui Odyssey (62.069) dan Valhalla (15.679).
- Performa fisik di Inggris juga memukau, menjadi peluncuran dengan penjualan fisik terbesar sepanjang tahun 2025 di wilayah tersebut.
Dampak terhadap Reputasi Ubisoft: Keberhasilan penjualan Shadows datang di tengah tekanan besar yang dialami Ubisoft dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penundaan proyek dan penurunan reputasi akibat keputusan bisnis kontroversial. Namun, peluncuran ini menjadi tanda bagus, terutama setelah antisipasi pre-release yang tinggi.
Dengan angka 40 juta jam gameplay yang telah terakumulasi di seluruh platform dalam seminggu pertama, jelas bahwa Assassin’s Creed Shadows telah menarik perhatian global. Ini memberi Ubisoft ruang bernapas untuk merenovasi franchise ini ke arah yang lebih menjanjikan.
Rekor-rekor ini memperlihatkan bahwa meskipun kritikan mengemuka, daya magnet serial Assassin’s Creed tetap tangguh. Penjualan Shadows menunjukkan bahwa waralaba ini masih menjadi salah satu pilar utama di industri gaming global.
Kesimpulan
Assassin’s Creed Shadows memadukan inovasi visual, gameplay mendalam, dan narasi emosional yang memperkuat identitas franchise ini. Dengan dua protagonis, Naoe dan Yasuke, Shadows menghadirkan keunikan yang memberi kebebasan pemain dalam memilih gaya bermain, baik stealth maupun aksi.
Dunia Jepang feodal yang dihidupkan dengan grafis menakjubkan menjadi pengalaman tak terlupakan, meskipun terdapat kritik terhadap repetisi misi dan narasi yang kurang konsisten. Apakah Shadows layak dimainkan? Jika Anda mencari cerita yang kompleks, eksplorasi visual yang kaya, dan mekanisme bertarung yang dinamis, game ini layak mendapat kesempatan.
Namun, jika preferensi Anda adalah elemen narasi yang lebih sederhana atau pengaruh signifikan pada dunia open-world, Shadows mungkin tidak memberikan kepuasan sepenuhnya. Bagaimana menurut Anda? Apakah inovasi di Shadows cukup menarik atau justru membuat Anda merindukan elemen klasik dari seri sebelumnya? Bagi yang sudah bermain, bagikan pengalaman Anda di komentar!